Sistem Imun


Tuhan menciptakan dunia ini semuanya baik, tetapi manusia jatuh dalam dosa (TB: Alkitab Terjemahan Baru, 1974/2022, Kejadian 3). Sejak terjatuhnya manusia kedalam dosa terputuslah manusia dan dunia ini dari Tuhan, sehingga berbagai macam penyakit dapat menyerang manusia. Oleh karena itu, Tuhan juga melengkapkan manusia dengan sistem imunitas untuk melawan serangan dari lingkungan disekitar kita. 

Pengertian Sistem Imun 

Menurut Irnaningtyas (2019) kemampuan tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda asing serta sel-sel abnormal disebut imunitas. Sistem imunitas adalah sistem pertahanan yang berperan dalam mengenal, menghancurkan, serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh.

Mekanisme Sistem Imun

Sistem imun dalam tubuh manusia terdiri dari dua macam mekanisme pertahanan tubuh, yaitu pertahanan nonspesifik (alamiah) dan pertahanan spesifik (adaptif) (Maihsanniat, 2018). Gambaran umum tentang pertahanan tubuh nonspesifik dan spesifik dapat dilihat pada tabel 1.1


Mekanisme pertahanan nonspesifik ke-1

Mekanisme pertahanan spesifik

Pertahanan pertama

Pertahanan ke - 2

Pertahanan ke - 3

  • Kulit

  • Membran mukosa

  • Rambut hidung dan silia

  • Cairan sekresi dari kulit dan membran mukosa

  • Inflamasi

  • Sel-sel fagosit

  • Protein anti mikroorganisme

  • Limfosit 

  • Antibodi


Perbedaan pertahanan nonspesifik dengan pertahanan spesifik (Irnaningtyas, 2019) dapat dilihat pada tabel 1.2


No

Pembedaan

Pertahanan Nonspesifik

Pertahanan Spesifik

1

Mekanisme kerja

Cepat

Lebih lambat

2

Waktu respon

Menit hingga jam

Dalam hitungan hari

3

Kontak dengan antigen

Tidak perlu

Perlu

4

Respons memori

Tidak ada

Memori menetap

5

Resistensi

Tidak berubah

Membaik

6

Sasaran reaksi

Tidak Spesifik

Spesifik

7

Protein darah

Komplemen

Limfosit

8

Komponen cairan darah

Banyak peptida mikroorganisme dan protein

Antibodi


Peran Sistem Imun Terhadap Proses Fisiologi di dalam Tubuh

Fisiologi menurut Scheer (2018) adalah studi tentang fungsi organisme hidup, hewan atau tumbuhan, dan fungsi jaringan atau sel penyusunnya. Untuk poin ini, fisiologi di dalam tubuh manusia, sehingga dimulai dari pertahanan ke - 2 yang berada dan berfungsi di dalam tubuh.

Inflamasi 

Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera. Efek inflamasi menyebabkan demam hingga infeksi teratasi karena peningkatan produksi leukosit dalam sumsum tulang meningkat, proses ini bernama leukositosis yang dapat dilihat di gambar 1.1 

Gambar 1.1 Proses leukositosis


Tujuan akhir dari inflamasi adalah membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang terinfeksi/rusak untuk mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang, membersihkan sel-sel yang rusak atau mati, serta mempersiapkan proses penyembuhan dan perbaikan jaringan (Irnaningtyas, 2019).

Sel-Sel Fagosit

Sel-sel fagosit pada sistem imun tubuh ingin menghasilkan fagositosis, yaitu proses penelanan dan pencernaan mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh. Proses ini dilakukan oleh neutrofil dan makrofag (Irnaningtyas, 2019). Proses fagositosis dapat dilihat pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 Proses fagositosis

Protein Anti Mikroorganisme

Zat antimikroorganisme nonspesifik akan terbuat dari protein yang disintesis. Zat dapat bekerja tanpa adanya interaksi antigen dan antibodi sebagai pemicu. Beberapa jenis zat antimikroorganisme nonspesifik yang diproduksi tubuh adalah interferon dan komplemen (Irnaningtyas, 2019).

Interferon

Zat ini merupakan protein antivirus yang disintesis oleh sebagian besar sel tubuh sebagai respons terhadap infeksi virus, stimulasi imunitas dan stimulan kimia. Interferon berfungsi menghalangi multiplikasi virus (Irnaningtyas, 2019).

Komplemen

Aktivasi komplemen bertujuan untuk menghancurkan mikroorganisme atau antigen asing, tetapi terkadang dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh sendiri (Irnaningtyas, 2019).

Limfosit

LImfosit merupakan salah satu jenis sel darah putih ada dua jenis limfosit yaitu limfosit T dan limfosit B. 

Limfosit T


Ada dua jenis utama sel T, yaitu sel T killer dan sel T helper. Sel T killer menghasilkan zat kimia yang dikenal sebagai limfokin yang penting dalam membantu sel B menghancurkan zat-zat asing. Sedangkan sel T helper membantu sel T sitotoksik dalam melakukan kegiatannya dan membantu melindungi tubuh terhadap penyakit dengan cara lain (Musilin, 2020).

Limfosit B

Sel B ini berfungsi memproduksi protein yang dikenal sebagai antibodi yang kemudian berperan untuk membasmi mikroorganisme jahat yang telah dikenali sebelumnya.

Proses limfosit B melindungi tubuh seperti itu dikenal sebagai kekebalan humoral, karena sel-sel B melepaskan antibodi ke dalam cairan (juga dikenal sebagai humor) dari tubuh (Musilin, 2020).

 

Tanggung Jawab Kita di dalam Ciptaan Allah Melawan Benda dan Sel Asing

Allah sudah menolong dan menopang kita dengan memberikan manusia sistem imunitas yang bekerja dengan baik. Setiap dari kita diberikan sistem imunitas dengan tingkat yang berbeda satu dengan yang lain dan itu sesuatu yang diluar kendali kita, tetapi yang ada di dalam kendali adalah pilihan yang sama untuk menjaga sistem imunitas yang dimiliki oleh kita.  Menurut Halodoc beberapa langkah yang dapat kita ambil adalah banyak makan sayur dan buah, rutin berolahraga, tidur yang cukup dan berkualitas, hindari rokok dan alkohol dan minum suplemen vitamin c (Makarim, 2020). Selain pola hidup kita diberi anugerah dari Tuhan untuk membuat dan menerima imunitas.

Jenis Imunitas

Pengertian imunitas dapat ditemukan di pengertian sistem imun. Jenis imunitas dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu imunitas aktif dan imunitas pasif. Kedua jenis ini dibedakan dengan penerimaan secara alami atau buatan. 

Rabies

Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus rabies lyssavirus. Penularan rabies terjadi dari hewan ke manusia. Penularan terjadi akibat partikel virus yang berada dalam air liur hewan terinfeksi berhasil masuk ke tubuh manusia (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Seluruh hewan berdarah panas dapat terkena rabies, tapi belum tentu bisa menularkannya hewan yang dapat menularkan rabies, antara lain anjing, kucing, kera, kelelawar, rakun dan musang (Wicaksono,2022). Penyakit rabies memuncak melalui lima fase, secara urut yaitu masa inkubasi, fase prodomal, fase neurologis, koma dan kematian. Bagi manusia masa inkubasi virus rabies umumnya 2-3 bulan. Setelah masa inkubasi penderita akan mengalami demam, gangguan pencernaan dan mialgia. Memasuki fase neurologis, gangguan saraf akan mulai terlihat. Pada sekitar 85% manifestasi fase ini akan dalam bentuk ganas yang menunjukan ketakutan kepada air dan udara, kejang dan dapat menunjukan sifat agresif, hiperaktif dan peningkatan dalam produksi saliva. Kurang dari 20% penderita rabies mengalami kelumpuhan, kelemahan umum, dan gangguan mental. Kurang lebih 10 hari setelah fase ini terjadi koma akan mengikuti penderita dengan kematian yang mendekat. Lokasi infeksi virus rabies menentukan kecepatan waktu kematian setelah gigitan tanpa perawatan atau tindakan preventif awal, semakin dekat dengan kepala semakin cepat waktu kematian (Koury, 2021).

Rabies di Indonesia

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2020) hanya 8 provinsi dari 34 provinsi di Indonesia bebas rabies, 8 provinsi tersebut adalah Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Papua, Papua Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Angka kematian akibat Rabies di Indonesia masih cukup tinggi yakni 100-156 kematian per tahun, dengan tingkat kematian hampir 100 persen. Ini menjadi masalah karena walau kematian per juta warga terlihat kecil tetap saja jumlah ini dapat diturunkan dan kematian warga dapat terhindari. Sebanyak 26 provinsi yang tidak bebas dari rabies. 

Imunisasi Rabies

Vaksin rabies berlisensi untuk penggunaan manusia didasarkan pada virus rabies murni yang tidak aktif dan tumbuh baik dalam kultur jaringan pada bebek atau telur ayam. Vaksin rabies dapat diberikan secara intramuskular (IM) atau pada dosis 5-10 kali lipat lebih rendah secara intradermally (ID), lapisan intramuskular dan dermal dapat dilihat pada gambar 1.3. 

Gambar 1.3 Lapisan epidermis hingga otot


Keunikan Imunisasi Rabies

Keunikan imunisasi rabies lebih terletak pada kemungkinan imunisasi yang berlaku juga untuk hewan dan tidak terbatas kepada manusia. Perbedaan hanya dalam cara memasukan vaksin tersebut terutama pada hewan yang dapat dimasukan secara oral (WHO, 2021).


Urgensi Imunisasi Rabies

Dilemma rabies dalam dunia dan Indonesia terletak pada imunisasi yang dilakukan juga kepada anjing. Banyaknya anjing di dunia membuat vaksinasi anjing dan hewan mamalia pembawa rabies lainnya menjadi sangat mahal, menurut kemenkes karena itu negara-negara memutuskan untuk mengeliminasi pada anjing, mana setidaknya 70% populasi anjing harus dikurangi untuk memutus/memotong siklus penularan pada anjing dan manusia. Ini menjadi sesuatu dilemma dimana satu sisi rabies dihilangkan tetapi dengan harga kematian hewan lain. Ini dapat menjadi sudut pandang yang baru untuk kita semua dengan mengambil imunisasi rabies agar dapat mencegah terjadinya proses eliminasi hewan mamalia di sekitar kita 















Daftar Pustaka

Irnaningtyas. (2019). Biologi Untuk Sma/Ma Kelas Xi. Erlangga . 

Maihsanniat, O. (2018, January 23). A. Mekanisme Sistem Pertahanan Tubuh. Academia.edu. Diambil pada April 13, 2022, dari https://www.academia.edu/35745392/A_Mekanisme_Sistem_Pertahanan_Tubuh?msclkid=49561a61bfe911ec83fa4dc4b4712774 

Scheer, B. Titus (2018, November 22). physiology. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/science/physiology

Musilin, A. (2020, October 12). Limfosit: Pengertian, Fungsi, Implikasi Klinis. HonestDocs. Diamabil pada April 13, 2022, dari https://www.honestdocs.id/limfosit?msclkid=e0a84f4cbff011ecb04a4677b1563edd 

Makarim, F. R. (2020, August 27). 5 Langkah Meningkatkan imunitas tubuh. Halodoc. Diambil pada April 16, 2022, dari https://www.halodoc.com/artikel/5-langkah-meningkatkan-imunitas-tubuh?msclkid=521d475bbff311ecafa8cbad6e254a90 

Kementerian Kesehatan RI, Situasi dan Analisis Rabies, Infodatin, Jakarta: Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diambil pada April 16, 2022 dari

https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-rabies-2017.pdf

Wicaksono, B. D. (2022, April 10). Bukan Hanya Anjing, Inilah Deretan Hewan Yang bisa tularkan rabies. IDN Times. Diambil pada April 16, 2022, dari https://bali.idntimes.com/science/discovery/bayu/hewan-yang-menularkan-rabies/3 

Koury, R., & Warrington, S. J. (2021). Rabies. In StatPearls. StatPearls Publishing. Diambil pada April 17, 2022.

Kementerian Kesehatan RI (2020), 8 Dari 34 Provinsi di Indonesia Bebas Rabies, Article, Jakarta: Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diambil pada April 17, 2022 dari

https://www.kemkes.go.id/article/view/20092900001/8-dari-34-provinsi-di-indonesia-bebas-rabies.html

World Health Organization. (2021, Mei 3). Oral rabies vaccine: A new strategy in the fight against rabies deaths. World Health Organization. Diambil pada April 19, 2022, dari https://www.who.int/news/item/03-05-2021-oral-rabies-vaccine-a-new-strategy-in-the-fight-against-rabies-deaths?msclkid=885d6550bffb11ecb1aa4ea9a75008f3 


Comments